Rabu, 08 Mei 2013

Cerpen, Your Last Love



YOUR LAST LOVE

Kadang hal yang tidak masuk akal, akan di buat menjadi masuk akal karena cinta, awalnya aku tidak percaya dengan apa yang aku alami, tapi semua ini benar-benar aku rasakan, pengalaman yang takkan pernah aku lupakan.

Aku nayla usiaku 18 tahun, Hari itu tepat pukul 7 malam aku menghadiri pesta ulang tahun temanku Beni, pesta yang mewah dan begitu meriah.
Berdiri berjam-jam membuatku lelah, aku memutuskan untuk duduk di bangku taman yang berada di luar rumah Beni, tiba-tiba seseorang menghampiriku.

“Permisi, boleh saya duduk disini?”

Waaah tampan sekali laki-laki ini, dalam hatiku.
“Boleh boleh silahkan duduk” jawabku

“Makasih ya, nama kamu siapa? Kenapa sendirian disini?”

“Aku nayla, aku cape berdiri terus dari tadi hehe, nama kamu sendiri ?”

“Oh gitu (memberi senyuman kecil) namaku jemi, aku sepupu beni”

“Oh kamu sepupu beni, beni ga pernah cerita kalau dia punya sepupu se tampan kamu hehe”

“Ah kamu bisa aja haha, kita masuk yuk, sebentar lagi acara selesai” ajaknya.

“Yuk..”

       Singkat cerita acara pun selesai, sebelum aku pulang jemi memanggilku..
“Nayla.. tunggu”

“Ada apa jem?”

“Aku boleh minta nomor HP kamu?”

Aku salah tingkah saat dia meminta nomor ponselku, karena jarang-jarang laki-laki setampan dia berani meminta nomor ponselku haha, langsung saja aku berikan nomorku padanya.

Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk berangkat ke kampus, saat aku sedang memakai sepatu ponselku bergetar dan saat aku melihat layarnya ternyata ada sms, langsung saja ku buka pesan itu.. ternyata dari jemi..
“Pagi nona cantik.. Jemi.” Isi pesan itu

“Haha Pagi juga tuan tampan”

“Kamu lagi apa? Ga kuliah?”

“Ini aku lagi siap-siap mau kuliah, kamu sendiri?”

“Aku lagi cuti kuliah 1 minggu, rencananya besok aku mau camping di gunung”

“oh gitu, yaudah selamat berlibur deh hehe, aku berangkat kampus dulu ya”

“Oke hati-hati ya..”

“Sip thank’s ya”

“OK”

       Hmmm sepanjang jalan menuju kampus, aku terbayang-bayang wajah jemi, ada apa denganku? Apakah aku mulai menyukainya? Duuuuh ini terlalu singkat, bahkan aku belum benar-benar mengenalnya hffft.

**********

Jam kuliah selesai aku bergegas untuk pulang, sesampainya di luar kampus ada laki-laki yang mendekatiku dan dia adalah.. yap jemi..
“Hai nay..”

“Hai, kamu kenapa ada disini? Cari beni ya? Aku liat beni udah pulang tadi?

“Bukan kok, aku cari kamu.. aku mau antar kamu pulang, boleh kan?”

“Hah? Hmm boleh sih, tapi...”

“udahlah ayooo”

“yaudah deh..”

       Sepanjang jalan aku bingung mengapa jemi menjemputku, tanpa memberitahuku terlebih dahulu, sesampainya di rumahku, aku mengajaknya untuk mampir..
“Jem, mampir dulu yuk”

“Hmm boleh, sekalian ada yang pengen aku omongin sama kamu”

“Yaudah ayo masuk”

Saat diruang tamu...

“Nay.. mungkin ini terlalu cepat, tapi aku sering mendengar cerita tentang kamu dari beni, aku mulai mengenal kamu dari cerita-cerita beni, dan saay aku bertemu langsung denganmu aku merasakan hal yang aneh, aku suka sama kamu nay, kamu mau jadi pacar aku?”

Dooor, perasaanku tak karuan, aku tidak tahu harus berkata apa.. aku bingung..

“Hmm jem, kamu serius?”

“Lebih dari serius nay, kamu gaperlu jawab sekarang kok, mungkin kamu butuh waktu.”

“iyaa aku butuh waktu buat pikirin ini semua”

“Gapapa kok nay, yang penting aku lega, udah ngungkapin rasa ini ke kamu”

“Thank’s ya jem”

“Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya, mau prepare buat besok”

“Oh oke, kamu hati-hati di jalan ya, kalo udah sampe rumah kabarin aku”

“Iya nay pasti”

          Malam ini aku tidak bisa tidur.. aku memikirkan kejadian tadi siang, aku menyukai jemi, tapi aku ragu karena ini terlalu cepat, tapi beni pernah cerita padaku kalau jemi memang benar-benar menyukai dan menyayangiku, hmm mungkin tak ada salahnya aku mencoba menjalani hubungan dengan jemi, aku berniat untuk menjawab pertanyaan Jemi Besok.

          Keesokan harinya kegiatanku sangat padat karena aku akan mengambil cuti 3 hari, karena banyaknya kegiatanku hari ini sampai-sampai aku lupa menghubungi jemi, sekitar jam 5 sore aku baru pulang dan aku langsung menelpon Jemi tapi tidak ada jawaban, aku sms berulang kali juga tidak ada balasan, mungkin Jemi sibuk camping disana. pikirku.

          Keesokan harinya aku menghubunginya lagi, tapi tetap tidak ada jawaban, aku berniat menghubungi beni sepupunya, tapi dia juga tidak dapat dihubungi, aku mulai khawatir.. perasaanku tidak enak.

          Pagi pun berganti malam, tepat jam 11 malam aku belum bisa tidur malam ini aku sibuk dengan laptopku, Tiba-tiba bell rumahku berbunyi, aku segera turun dan melihat siapa yang ada di luar, dan kagetnya aku ketika melihat jemi.

“Jemi?? Ada apa kamu malam-malam kesini? Aku coba hubungin kamu berkali-kali kenapa ga di angkat?”

Saat itu jemi terlihat beda, dia hanya memberikan senyuman yang penuh tanda tanya..

“Yaudah deh, masuk jem” ucapku.

Ketika sampai diruang tamu jemi berkata..

“Nay.. aku mau lihat senyum kamu, aku mau kamu bahagia nay, meskipun aku ga ada di samping kamu”

“maksud kamu?”

“maaf yah kalau aku ga ada kabar dari kemarin, aku sibuk nay dan nay.. aku mau nanya soal...”

Belum selesai jemi berbicara, aku langsung memotong pembicaraanya

“Iya gapapa kok jem, jem.. ini udah malam sebaiknya kamu pulang dan istirahat”

“kamu juga mau istirahat ya? kamu jangan tlp atau sms ke nomorku lagi yah, HP ku hilang.”

“hmm iya, terus.. kalau aku mau hubungin kamu gimana?”

“Gaperlu hubungin aku, setiap kamu butuh aku, aku pasti dateng kok, aku pulang dulu ya, malam nay”

“Malam jem..”

          Hari pun berganti, aku bingung dengan kejadian tadi malam, aku tidak mengerti maksud jemi, oh iya... kenapa tadi malam aku tidak menjawab pertanyaan Jemi untuk menjadi pacarnya yah.. duh aku lupa, aku malah menyuruh jemi pulang..

          Sudah jam 7 malam, aku ingin mengutarakan perasaanku yang sebenarnya pada jemi, tapi aku bingung harus menghubunginya lewat apa hfft.
Saat sedang memikirkan jemi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku, ternyata jemi datang, baru saja aku memikirkannya dia sudah datang, kebetulan sekali..

“Malam nay..”

“Malam jem, aku baru aja mikirin kamu, masuk jem”

“tunggu nay.. disini aja ya, aku cuma sebentar”

“Emang kamu mau kemana lagi?”

“Aku gapunya waktu banyak nay..”

“Oh gitu yaudah deh..”

“Nay.. aku mau nanya soal jawaban kamu waktu itu”

“Soal mau jadi pacar kamu atau engga yah?”

“Iya nay..”

“Hmm sebenernya aku juga suka sama kamu jem, aku mau kok jadi pacar kamu”

Jemi tersenyum dan berkata..

“Aku udah lega sekarang, aku udah tau perasaan kamu ke aku, jadi mulai sekarang kamu gaperlu cari-cari aku lagi ya..”

“Maksud kamu apa???” hatiku tersontak.

“Kamu harus jalanin hari kamu sendiri, tanpa aku..”

“Jem.. kamu bercanda??”

“Aku pulang dulu nay.. Malam..”

“Jem.. jemi..”

          Aku sungguh tidak mengerti apa maksudnya, dia meninggalkanku begitu saja?? Aku merasa di permainkan, aku ingin meminta penjelasan dari ini semua, aku berniat untuk kerumah beni dan meminta alamat rumah jemi besok pagi.

          Esok paginya aku tiba di rumah Beni, dan setelah 5 menit aku mengetuk pintunya, akhirnya beni keluar, dia sedikit kaget melihat ke datanganku..
“Nay.. nayla..”

“Ben gue perlu ngomong sama lo”

“Ngomong apa nay?..”

“ternyata apa yang lo ceritain tentang jemi itu semua bohong!! Jemi ga sebaik yang gue pikir, dia mainin perasaan gue ben.. sekarang gue minta alamat rumahnya, gue pengen samperin dia buat minta penjelasan”

“Maksud lo apasih nay?”

“Udah dua hari ini dia kerumah gue ben, gue pikir dia serius sama gue, tapi tadi malem pas gue udah jawab pertanyaan dia waktu nembak gue, dia malah nyuruh gue buat ga cari-cari dia lagi!! Gue benci sama dia ben..”

“Astaghfirullah nay.. dia kerumah lo?”

“Iya be..”

“Nay, ada yang mau gue ceritain soal jemi”

“Apa??”

“Jemi udah ga ada sejak 2 hari yang lalu”
“Maksudnya ga ada apa ben?? Lo jangan ngada-ngada!!” air mataku mulai menetes.

“Sebenernya waktu pas dia mau berangkat camping, dia ngalamin kecelakaan mobil nay, dia sempet di bawa kerumah sakit, tapi nyawanya ga tertolong, di jalan menuju rumah sakit, dia sempet pesen sama gue buat ga ngasih tau lo soal ini, dia takut lo khawatir nay”

“JEMI.....!!!” pikiranku buyar seketika, air mataku menetes deras aku mati rasa hatiku tak karuan, aku sempat tak percaya ini, setelah dia meninggal dia sempat datang kerumahku, dia hanya ingin mengetahui perasaanku sebenarnya, baru saja aku merasakan cinta padanya mengapa aku harus kehilangan dia tuhan?? Mengapa..

          Dua bulan berlalu, kini aku menjalani hidupku sendiri seperti perintah jemi.. setiap 2 minggu sekali aku mangunjungi makamnya untuk sekedar mendoakannya.. hidup harus terus berjalan.. setidaknya dia sempat menemuiku untuk yang terakhir kalinya dan aku adalah cinta terakhirnya..

Sabtu, 04 Mei 2013

Cerpen, SESAL DI AKHIR



SESAL DI AKHIR

Jika cinta hadir karena seringnya pertemuan, aku percaya..
Karena aku pernah merasakannya, aku rein siswi kelas 3 dari salah satu sekolah negeri di jakarta, aku pernah merasakan cinta saat aku bertemu dengan seorang laki-laki yang tak lain adalah tetanggaku sendiri, dia beda 1 tahun lebih tua dariku dan dia bernama Dev. Sekarang dia adalah mahasiswa tingkat 1 di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

          Semasa kecil, saat aku kelas 1 SMP aku sering bermain dengannya berpetualang kesana kemari, sangan indah masa kecil kita dulu. Bahkan dia sering menyanjungku, merayuku dan dia pernah bilang bahwa dia menyukaiku, saat itu aku belum benar benar mengerti arti cinta yang sebenarnya, jadi aku dan dia hanya menjalankan kehidupan kita seperti biasa walaupun saat itu aku dan dia pacaran.

          Tapi.. setelah kita mulai beranjak dewasa saat aku kelas 3 dan kelas 1 SMA, dia mulai berubah menjadi seseorang yang tidak aku kenal, saat ayahnya di angkat menjadi manager di kantornya kehidupan dia berubah menjadi mewah, bahkan hatinya sekarang tertutup kesombongan, aku sampai-sampai tidak mengenali dirinya yang dulu.

          Kini hari hariku aku jalani sendiri, bahkan tidak ada kata putus darinya, hubungan kita berakhir begitu saja, entah apa yang ada pikirannya, aku tidak mengerti mengapa dia menjadi seperti ini, bahkan sesekali aku melihat dia membonceng perempuan lain dan mereka kelihatan mesra,sejak saat itu aku mulai melupakannya, melupakan masalalu kita berdua.

Waktupun berlalu kini aku kelas 3 SMA, dan dia sekarang sudah kuliah tinggkat 1, walapun rumah kita berdekatan aku jarang bertemu dengannya, bahkan hampir tidak pernah, tak sengaja aku bertemu dengannya di acara ulangtahun temanku yang ternyata teman dev juga, di sana aku dan dia seperti orang asing, tidak menyapa, tidak mengobrol, bahkan acuh satu sama lain.

          Saat acara sudah selesai aku berpamitan pulang kepada temanku, tetapi ada satu hal yang membuatku bingung harus bagaimana, temanku menyuruh dev untuk pulang bersamaku karena dia tahu aku dan dev searah jalan pulang.
“Dev, lo bareng rein yah, kalian kan searah pulangnya, kasian rein pulang sendirian naik taksi” dan dev pun menjawab “hmm yaudah kalo dia mau”.
Aku bingung setengah mati harus menjawab apa, tanpa di sadari aku menjawab “iya” .
          Akhirnya aku pulang bersama Dev, sepanjang jalan aku hanya diam dan dia pun tidak mengajakku berbicara sampai aku tiba dirumah, setelah aku turun dari motornya aku hanya menucapkan terimakasih, dan dia pun langsung menuju rumahnya.

          Hffffff sungguh malam yang menyebalkan, mengapa aku bertemu dengannya disana, tapi... malam ini membuat aku mulai merindukannya, rasa itu hadir lagi saat aku bertemu dengannya, ah sudahlah aku tidak mau memikirkannya lagi, sudah cukup.

Hari ini hari minggu seperti biasa jika hari libur aku hanya bermalas-malasan saja dirumah sambil menonton FTV kesukaanku, tiba-tiba handphoneku berbunyi dan saat aku melihatnya ternyata ada panggilan masuk dari nomor yang tidak aku kenali, lalu aku menjawab panggilan itu..

“hallo”

“Hallo, ini rein ya?”

“iya ini siapa ya?”

“ini gue dev”

“Dev?” gilaaa hatiku saat itu tak karuan, aku tidak percaya dia menelphon ku.

“Iya, kenapa? Ga suka yah gue telephon?”

“hmm gapapa kok, ada apa? Tumben nelpon”

“Engga gue cuma kangen aja sama lo“

Tiba-tiba Telpon teputus, gatau ada apa, tapi sejak itu aku dan dev mulai dekat kembali, aku dan dia sering smsan dan dia sering bercerita tentang pengalaman-pengalaman kuliahnya.

Dua bulan berlalu. Masa pedekate ku telah berakhir. Hari ini aku resmi menjadi pacarnya. Tadi malam, tepatnya malam minggu dia mengutarakan isi hatinya. Dia berjanji akan selalu ada untukku.

Hari demi hari berlalu begitu cepat. Kurasakan cintanya kini telah memudar. Dia tak seperti pertama jadian dulu. Dia hanya menghubungiku di saat dia kesepian. Aku mencoba bertahan dengan semua ini. Aku yakin suatu saat dia pasti akan kembali seperti dulu, tapi lama-lama aku kesal dengan tingkahnya lalu aku memutuskan untuk menelponnya.

“Hallo”

Aku kaget saat ada yang menjawab telpon ini, tapi suaranya perempuan.
“Hallo ini siapa? Dev nya ada?”

“gue cewenya dev, devnya lagi di luar, ini siapa?”

Sekejap aku matikan telpon itu  tetes demi tetes air mata ini mulai berjatuhan. Aku tidak tertarik untuk meneruskan percakapanku dengan perempuan itu, Aku sudah bisa menebak akhir dari semua ini, Kesabaranku selama ini berbuah kesia-siaan. Ternyata hubunganku akan berakhir dengan rasa sakit untuk yang kedua kalinya.

Aku menyesal memberikannya kesempatan kedua, aku pikir dia akan berubah dan tidak akan mengulangi kesalahannya tapi ternyata dia tidak ingin berubah seperti dulu lagi, malah dia mencampakkan ku.

Aku sangat kecewa dan kesal terhadap diriku sendiri, mengapa aku mau percaya dengan semua mulut manisnya, kini hanya rasa sesal yang aku rasakan, dan aku berjanji aku tidak ingin kenal dengan dia lagi.